KAMPALA — Sebuah kelompok militan Somalia yang diduga punya hubungan dengan jaringan terorisme Al Qaeda mengklaim bertanggung jawab terhadap dua ledakan keras yang mengguncang Kampala, ibu kota Uganda, Senin (12/7/2010) dini hari. Ledakan yang terjadi saat masyarakat tengah menyaksikan final Piala Dunia 2010 itu menewaskan 74 orang.
Menurut kelompok tersebut, pihaknya tidak akan berhenti pada ledakan di Uganda itu saja. Mereka mengancam akan terus melakukan serangan "melawan musuh-musuh mereka" di mana saja.
Ledakan terjadi hanya dua hari setelah kelompok Somalia, al-Shahab, memberi perintah penyerangan terhadap Uganda dan Burundi. Kedua negara ini disebut-sebut sebagai penyokong pasukan perdamaian Uni Afrika di Somalia.
Al-Shahab yang dibesarkan oleh veteran-veteran militer dari daerah konflik Afganistan dan Irak itu sudah lama mengancam akan menyerang wilayah perbatasan Somalia. Peledakan pada hari Minggu kemarin adalah aksi pertama mereka.
"Kami akan terus melancarkan serangan melawan kepada musuh kami di mana pun mereka berada," kata Shik Ali Mohamad Rage, juru bicara kelompok itu, di Mogadishu. "Tak seorang pun bisa menghalangi kami," katanya.
Sebelumnya, tak lama setelah pengeboman itu, Pemerintah Uganda sudah menuding keterlibatan Somalia dalam aksi itu.
Menurut kelompok tersebut, pihaknya tidak akan berhenti pada ledakan di Uganda itu saja. Mereka mengancam akan terus melakukan serangan "melawan musuh-musuh mereka" di mana saja.
Ledakan terjadi hanya dua hari setelah kelompok Somalia, al-Shahab, memberi perintah penyerangan terhadap Uganda dan Burundi. Kedua negara ini disebut-sebut sebagai penyokong pasukan perdamaian Uni Afrika di Somalia.
Al-Shahab yang dibesarkan oleh veteran-veteran militer dari daerah konflik Afganistan dan Irak itu sudah lama mengancam akan menyerang wilayah perbatasan Somalia. Peledakan pada hari Minggu kemarin adalah aksi pertama mereka.
"Kami akan terus melancarkan serangan melawan kepada musuh kami di mana pun mereka berada," kata Shik Ali Mohamad Rage, juru bicara kelompok itu, di Mogadishu. "Tak seorang pun bisa menghalangi kami," katanya.
Sebelumnya, tak lama setelah pengeboman itu, Pemerintah Uganda sudah menuding keterlibatan Somalia dalam aksi itu.
0 komentar:
Posting Komentar